Tahun lalu, nama Jokowi dan Prabowo selalu menghiasi media massa, itu tak lain karena keduanya bersaing adalam ajang pemilihan presiden.
Dan dalam setiap debat menjelang Pilpres keduanya "saling menyerang" dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan visi misi masing-masing capres. Meskipun saat debat terlihat sangat seru dan membuat publik semakin memantapkan pilihannya. Tapi ternyata, persaingan tersebut tak membuat hubungan baik Jokowi dan Prabowo menjadi buruk di kehidupan biasa.
Bahkan, seperti pada artikel sebelumnya Usai ketemu Prabowo, Jokowi siap jadi pendekar, Jokowi dan Prabowo pun saling bertemu. Dengan posisi jokowi sebagai capres dan Prabowo sebagai ketua federasi pencak silat dunia.
Peneliti senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte memandang tepat langkah yang dilakukan Presiden Jokowi bertemu dengan Prabowo sekaligus membahas mengenai masalah calon kapolri.
Menurutnya, Prabowo tak lain dan tak bukan adalah simbol dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang mana saat ini dominan menguasai komposisi di parlemen.
"Kalau dari sisi komunikasi politik, ya itu memang harus dilakukan, bukan curhat loh ya, tapi mencari atau mendapatkan dukungan dari parpol. Karena biar bagaimanapun Pak Jokowi dan PDIP itu di DPR minoritas, dibandingkan dengan koalisi yang dibikin Pak Prabowo, KMP," kata Philips di Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Ketika disinggung para wartawan dengan pertanyaan mengenai apakah Jokowi sekarang sudah mulai ditinggalkan partai pendukungnya, menurut Philips menjawab tidak juga. Namun, untuk masalah pelantikan BG yang saat ini lagi rame, menurutnya jokowi memiliki sedikit pandangan berbeda dengan partai pengusungnya, PDIP. (infokrenyes.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment